Manchester United berada dalam keberuntungan tipis di penghujung musim Liga Inggris tahun ini. Meskipun performa mereka mengecewakan, perhatian terhadap situasi dan nasib klub tersebut tampaknya terabaikan karena adanya topik-topik lain yang lebih menarik bagi para penggemar sepakbola.
Pada hari Minggu, 19 Mei 2024, penentuan juara Premier League terjadi di pekan terakhir musim ini, tepatnya pada pekan ke-38. Dua tim yang menjadi pesaing utama adalah Manchester City dan Arsenal. Semua pertandingan dilangsungkan secara bersamaan pada pukul 22.00 WIB. Manchester City berhadapan dengan West Ham, sementara Arsenal harus menghadapi Everton. Pertandingan-pertandingan ini menjadi penentu akhir dari perburuan gelar juara. Saat itu, Manchester City menempati posisi puncak klasemen dengan 88 poin, sedangkan Arsenal menguntit di peringkat kedua dengan 86 poin.
Ketegangan mencapai puncak saat Manchester City dan Arsenal bertarung di lapangan pada hari yang sama. Dengan Manchester City memimpin klasemen dengan selisih dua poin, pertandingan-pertandingan terakhir ini menjadi penentu utama siapa yang akan keluar sebagai juara. Di satu sisi, City harus menghadapi perlawanan sengit dari West Ham, sementara di sisi lain, Arsenal ditantang oleh Everton. Kedua tim harus menampilkan performa terbaik mereka untuk merebut gelar yang begitu prestisius dalam sepakbola Inggris.
Meskipun The Gunners berharap agar Man City terpeleset, upaya tersebut tidak terwujud dalam kenyataan. Dalam pertandingan terbaru, Man City berhasil mengalahkan West Ham dengan skor 3-1, sementara Arsenal berhasil menundukkan Everton dengan skor 2-1.
Yang ramai dibahas: Man City juara, Arsenal gagal
Usai pertandingan terakhir Premier League kemarin, kedua topik utama yang menjadi sorotan penggemar adalah keberhasilan Manchester City dalam mempertahankan trofi dan kegagalan Arsenal sebagai runner-up. Arsenal menyelesaikan tugas mereka dengan baik dengan mengalahkan Everton 2-1 dalam sebuah pertarungan menegangkan. Mereka berhasil melakukan comeback setelah kebobolan lebih dulu, namun, sayangnya, kemenangan tersebut tidak cukup untuk meraih gelar juara.
Arsenal harus puas finis di peringkat kedua dengan 89 poin. Jumlah poin yang tinggi dan 28 kemenangan seharusnya sudah menjadi modal yang cukup bagi mereka untuk meraih gelar juara dalam musim normal. Namun, musim ini terbilang tidak normal, karena Arsenal harus berhadapan dengan keunggulan dan kekuatan superior Manchester City. Meskipun Arsenal tampil bagus, namun fakta tetap menunjukkan bahwa Man City masih lebih unggul dengan koleksi 91 poin yang membuat mereka berhak meraih gelar juara dengan dominasi yang jelas.
Perbedaan prestasi antara Arsenal dan Manchester City dalam musim ini semakin memperjelas ketangguhan serta keunggulan tim asuhan Pep Guardiola. Meskipun Arsenal telah menunjukkan performa yang solid dengan prestasi 28 kemenangan, nyatanya, keperkasaan Man City tidak bisa diimbangi. Dengan raihan 91 poin, mereka memastikan posisi juara tanpa tanding dan membuktikan superioritas mereka dalam persaingan sengit di pentas Premier League. Arsenal harus menerima kenyataan bahwa kali ini, mereka harus mengakui keunggulan yang dimiliki oleh Man City.
MU sampai diabaikan
Topik yang menarik membahas performa Manchester City dan Arsenal telah mengalihkan perhatian dari kegagalan Manchester United yang tampak terlupakan. Skuad yang dipimpin oleh Erik ten Hag benar-benar mengecewakan dalam musim ini, membuat banyak pihak terkejut dengan hasil yang diperoleh.
Dengan menempati peringkat ke-8 di klasemen akhir dan mengumpulkan 60 poin, Manchester United mencatat prestasi terburuk dalam sejarah modern mereka. Angka tersebut merupakan pencapaian poin terendah yang pernah dicapai klub ini di Liga Inggris. Fakta ini seharusnya menjadi sorotan utama dalam pembicaraan sepakbola, mengingat bagaimana prestasi MU telah merosot secara signifikan.
Kekhawatiran semakin meningkat karena Manchester United belum pernah meraih total poin sekecil itu sebelumnya. Performa yang mengecewakan ini membuka ruang diskusi luas mengenai masalah internal dan eksternal yang mungkin menjadi penyebab dari penurunan drastis tersebut. Hal ini menyiratkan perlunya evaluasi mendalam atas setiap aspek klub untuk mengidentifikasi penyebab dan memperbaiki keadaan ke depannya.
MU tidak hanya mampu finis di peringkat ke-8 musim ini, tetapi juga mencatat posisi terendah dalam sejarah penampilan mereka di Premier League. Sebelumnya, musim terburuk Manchester United dalam era modern tercatat pada musim 2013/2014 di bawah kepelatihan David Moyes, di mana mereka hanya meraih 64 poin dan menempati peringkat ke-7. Namun, kali ini, Ten Hag dan timnya berhasil melampaui rekor negatif tersebut, menorehkan catatan yang lebih buruk.
Prestasi buruk ini tidak hanya menunjukkan penampilan yang mengecewakan bagi Manchester United, tetapi juga menandai pencapaian terendah dalam sejarah klub di kancah Premier League. Sejarah hitam ini mengungkap bahwa musim ini merupakan yang terburuk sepanjang masa bagi klub, melebihi catatan buruk yang sebelumnya dipegang pada musim 2013/2014 di bawah asuhan David Moyes. Ten Hag dan skuadnya harus bekerja keras untuk memperbaiki performa mereka agar tidak mengulangi musim yang tragis ini di masa depan.
Rekap Liga Inggris 2023-2024
Juara: Manchester City
Runner-up: Arsenal
Lolos Liga Champions: Man City, Arsenal, Liverpool, Aston Villa
Lolos Liga Europa: Tottenham
Lolos Conference League: Chelsea, Newcastle
Perjalanan menuju Liga Europa masih dapat berubah bergantung pada hasil final FA Cup. Jika Manchester City memenangkan trofi tersebut, maka Chelsea akan meraih satu tiket ke kompetisi Eropa musim depan.