Eks pemain Watford, Troy Deeney, memberikan komentar mengenai performa Mohamed Salah di Liverpool. Menurut Deeney, Si Raja Mesir belum mencapai level dunia yang diharapkan. Meski begitu, Salah telah tampil sensasional sejak bergabung ke Liverpool pada tahun 2017. Dalam 366 pertandingan yang dijalani, ia berhasil mencetak 221 gol dan 99 assist.
Prestasi gol Salah telah menempatkannya sebagai top skor ketiga sepanjang masa Liverpool. Ia hanya kalah dari dua legenda klub, Ian Rush (339 gol) dan Roger Hunt (263 gol). Kontribusi gol Salah juga berdampak positif pada kesuksesan Liverpool, membawa klub Merseyside Merah meraih gelar juara Premier League dan Liga Champions.
Ketajaman dan kontribusi gol Mohamed Salah terus berlanjut, termasuk di musim terkini. Salah menjadi pemain pertama di lima liga top Eropa yang berhasil mengumpulkan dua digit gol dan assist. Performa gemilangnya juga membantu Liverpool menduduki puncak klasemen sementara Liga Inggris dan Liga Champions.
Meskipun banyak pihak menganggap Mohamed Salah sebagai salah satu pemain terbaik dunia berkat penampilannya yang luar biasa di Liverpool, pendapat berbeda justru disampaikan oleh Troy Deeney. Menurutnya, Salah masih memiliki potensi untuk mencapai level dunia yang lebih tinggi dan masih memiliki ruang untuk berkembang lebih lanjut. Komentar Deeney tersebut mengundang perdebatan di kalangan penggemar sepak bola dan menimbulkan beragam pandangan mengenai penilaian terhadap performa Salah.
Troy Deeney menyoroti bahwa meskipun Mohamed Salah telah mencapai kesuksesan besar di Liverpool dengan raihan gol dan assist yang mengesankan, ia masih dianggap belum mencapai level tertinggi di dunia sepak bola. Deeney mungkin melihat bahwa masih ada aspek-aspek tertentu yang dapat ditingkatkan oleh Salah untuk mencapai level dunia yang lebih tinggi dan konsisten. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kontribusi dan prestasi Salah di Liverpool telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi klub dan penggemar sepak bola secara keseluruhan.
Di mata Deeney, Mohamed Salah bukanlah pemain kelas dunia karena menurutnya Salah tidak bisa dijadikan model bagi anak-anaknya. Bomber berusia 32 tahun tersebut menyatakan bahwa Salah tidak lebih menginspirasi dibandingkan dengan winger Real Madrid, Vinicius Junior. “Argumen saya selama ini adalah bahwa saya tidak menganggapnya pemain kelas dunia, tapi kelas dunia hanyalah pendapat yang berbeda. Spesifik yang saya pikirkan tentang kelas dunia adalah apakah saya ingin anak-anak saya bermain seperti pemain itu? Itulah yang saya pikirkan tentang kelas dunia,” kata Deeney kepada TalkSPORT.
Menurut Deeney, jika ia bertanya kepada anak-anaknya yang ingin menjadi penyerang, ia mengatakan bahwa ia lebih ingin mereka melihat apa yang dilakukan oleh Vinicius Junior daripada Mohamed Salah. “Namun gol-gol yang dia [Salah] cetak, ia mencetak banyak sekali gol, dia sangat efektif, tetapi itu hanya pendapat saya. Dia mungkin akan berbalik dan berkata, ‘Siapa sih Troy?’, dan saya salut kepadanya, tetapi ini hanya pendapat saya,” ujarnya soal Mohamed Salah.
Deeney menjelaskan bahwa pandangannya terhadap pemain kelas dunia berbeda dengan pandangan umum. Bagi Deeney, pemain kelas dunia bukan hanya sebatas kehebatan dalam mencetak gol, tetapi juga menjadi contoh yang baik bagi generasi muda. Ia lebih menghargai inspirasi yang diberikan oleh pemain seperti Vinicius Junior daripada Mohamed Salah.
Meskipun Mohamed Salah sangat efektif dalam mencetak gol dan memiliki kontribusi yang besar di lapangan, Deeney tetap memilih untuk memberikan contoh yang berbeda kepada anak-anaknya. Ia meyakini bahwa inspirasi yang diberikan oleh pemain seperti Vinicius Junior lebih penting dalam membentuk karakter dan gaya bermain anak-anak yang ingin menjadi penyerang.
Pernyataan Deeney mengenai Mohamed Salah sebagai pemain kelas dunia memiliki dampak yang kontroversial dan menjadi topik perdebatan di dunia sepak bola. Meski demikian, Deeney tetap teguh pada pendiriannya bahwa penting untuk memberikan contoh yang baik kepada generasi muda melalui pemain yang dianggapnya lebih inspiratif daripada Salah.
