Roberto De Zerbi akan meninggalkan Brighton & Hove Albion pada akhir musim ini, dengan laga melawan Manchester United menjadi pertandingan terakhirnya. Pengumuman ini disampaikan oleh Brighton sehari sebelum pertandingan pekan ke-38 Liga Inggris di Amex Stadium, yang akan berlangsung pada Minggu (19/5/2024) malam WIB melawan MU.
Di situs resmi klub, De Zerbi menyatakan, “Saya sangat sedih harus meninggalkan Brighton, namun saya sangat bangga dengan prestasi para pemain dan staf, didukung oleh seluruh orang di klub ini, termasuk fans kami yang luar biasa selama dua musim bersejarah ini.” Kepergian De Zerbi membawa nuansa emosional karena kontribusinya yang signifikan dalam membawa klub tersebut ke prestasi tertinggi.
Pengumuman ini menandai akhir perjalanannya di Brighton & Hove Albion, sementara ia memuji kerja keras para pemain dan staf serta memberi penghormatan kepada penggemar setia klub. Pernyataan ini menggarisbawahi rasa bangga De Zerbi terhadap pencapaian klub dan apresiasi mendalamnya terhadap seluruh tim dan komunitas yang telah memberikan dukungan selama dua musim bersejarah ini.
Sang pelatih, De Zerbi, mengungkapkan, “Saya sangat menikmati intensitas dan tantangan selama dua tahun bekerja di Premier League, selain tentunya berkompetisi di empat ajang musim ini. Kepergian saya sekarang ini memungkinkan saya untuk beristirahat sejenak sebelum mengambil keputusan mengenai masa depan.” De Zerbi tiba pada September 2022 menggantikan Graham Potter yang pindah ke Chelsea. Gaya bermainnya yang menghibur langsung memberikan dampak luar biasa dan meroketkan banyak pemain muda.
Di bawah kepemimpinan De Zerbi, Brighton berhasil mencapai finis posisi keenam, pencapaian tertinggi dalam sejarah klub ini. Tak hanya itu, The Seagulls juga sukses mencapai semifinal Piala FA, menunjukkan kemajuan yang signifikan di bawah arahan sang pelatih. Keberhasilan De Zerbi dalam membawa tim ini meraih prestasi puncak serta membimbing pemain muda dengan baik memberikan sorotan positif bagi Brighton.
Melalui gaya permainan yang menghibur dan pencapaian prestisius, De Zerbi membawa Brighton menuju finis posisi keenam dan menjadi semifinalis Piala FA. Di masa kepemimpinannya, klub mencatat sejarahnya yang tertinggi sekaligus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Kepergian De Zerbi memberi waktu bagi sang pelatih untuk beristirahat sementara sebelum melakukan pertimbangan mengenai langkah selanjutnya dalam karirnya.
Di musim penuh pertamanya, Brighton sempat bersaing di papan atas pada sepertiga awal sebelum mengalami penurunan karena terdampak oleh badai cedera yang melanda tim. Salah satu faktor utama penurunan performa mereka adalah kehilangan sejumlah pemain kunci, terutama di lini tengah, setelah Alexis Mac Allister dan Moises Caicedo dijual pada musim panas lalu. Akibatnya, Brighton kini terpuruk di posisi ke-10 dalam klasemen Liga Inggris dan telah tersingkir oleh AS Roma di Babak 16 Besar Liga Europa.
Selama mengambil alih Brighton, De Zerbi memiliki rasio kemenangan sebesar 43,18 persen dari total 88 pertandingan yang telah dijalani. Meskipun memiliki catatan yang cukup baik, tantangan besar yang dihadapi tim terletak pada pemulihan performa setelah kehilangan pemain kunci dan kendala cedera. Dengan upaya keras dan perencanaan strategis, Brighton harus berupaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dan mencapai performa yang lebih stabil di masa depan.
Dengan keputusan tersebut, De Zerbi semakin mengirim sinyal kuat bahwa ia akan melatih Bayern Munich musim depan.
